Bendul tak bendul, sangat ramai yang cabul. Salin dan tampal, terjerat dalam kebejatan akal yang hakikatnya hadam hanya sekelumit butir pasir. Kering, tanpa solusi lebih kuah dari nasi, delusi barangkali.
Kabul dan makbul, konotasi tergarap dek pintalan yang dipinta-pinta. Cabul, eksploitasi berbasa-basi tertib dari hero dan herowati dengan jari jemari yang mengetuk papan kekunci… tolong pastikan yang alif itu alif dan dituruti dengan ba, jalurkan yang satu selepas sifar dan dituruti dengan dua… hitung, kira dan hisab…
Hitung, kira dan hisab… kata dulang paku serpih, mengata orang selalu terlebih, mulut muncung mata menjeling, kalut ku pancung kosa kata guling.. diam, aku diam… tunggu waktu aku qiyam… cuba hitung, kira dan hisab…
Samar berbaur kabur, risik hadir tak muncul. Cabul, kabul bendul makbul…
Ya… aku masih ada disini.